Sifat-Sifat Sinyal RF:
Sinyal RF merambat di antara antena pemancar pengirim dan penerima. Sinyal yang dipasok pada antena memiliki amplitudo, frekuensi, dan interval. Sifat-sifat tersebut berubah-ubah setiap saat untuk merepresentasikan informasi.
Amplitudo mengindikasikan kekuatan sinyal. Ukuran untuk amplitudo biasanya berupa energi yang dianalogikan dengan jumlah usaha yang digunakan seseorang pada waktu mengendarai sepeda untuk mencapai jarak tertentu. Energi, dalam konteks sinyal elektromagnetik, menggambarkan jumlah energi yang diperlukan untuk mendorong sinyal pada jarak tertentu. Saat energi meningkat, jaraknya pun juga bertambah.
Saat sinyal radio merambat melalui udara, sinyal tersebut kehilangan amplitudo. Jika jarak antara pengirim dan penerima bertambah, amplitudo sinyal menurun secara eksponensial. Pada lingkungan yang terbuka, di mana tidak ada rintangan, sinyal RF mengalamai apa yang disebut para engineer sebagai free-space loss yang merupakan bentuk dari pelemahan. Kondisi tersebut menyebabkan sinyal yang telah dimodulasi melemah secara eksponensial saat sinyal merambat semakin jauh dari antena. Oleh karena itu, sinyal harus memiliki cukup energi untuk mencapai jarak di mana tingkat sinyal bisa diterima sesuai yang dibutuhkan receiver. Kemampuan receiver dalam menerima sinyal tergantung pada kehadiran sinyal-sinyal RF lain yang berada di dekatnya. Frekuensi menyatakan beberapa kali sinyal berulang setiap detiknya. Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz) yang merupakan jumlah siklus yang muncul setiap detik. Sebagai contoh, LAN nirkabel 802.11 beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz yang berarti mencakup 2.400.000.000 siklus per detik. Interval berkaitan dengan seberapa jauh suatu sinyal tetap konstan pada titik acuan.
Tabel Frekuensi Radio
Frekuensi Panjang gelombang Nama band Singkatan[1] 3 – 30 Hz 104 – 105 km Extremely low frequency ELF 30 – 300 Hz 103 – 104 km Super low frequency SLF 300 – 3000 Hz 100 – 103 km Ultra low frequency ULF 3 – 30 kHz 10 – 100 km Very low frequency VLF 30 – 300 kHz 1 – 10 km Low frequency LF 300 kHz – 3 MHz 100 m – 1 km Medium frequency MF 3 – 30 MHz 10 – 100 m High frequency HF 30 – 300 MHz 1 – 10 m Very high frequency VHF 300 MHz – 3 GHz 10 cm – 1 m Ultra high frequency UHF 3 – 30 GHz 1 – 10 cm Super high frequency SHF 30 – 300 GHz 1 mm – 1 cm Extremely high frequency EHF 300 GHz - 3000 GHz 0.1 mm - 1 mm Tremendously high frequency THF
Catatan: di atas 300 GHz, penyerapan radiasi elektromagnetik oleh atmosfer bumi begitu besar sehingga atmosfer secara efektif menjadi "opak" ke frekuensi lebih tinggi dari radiasi elektromagnetik, sampai atmosfer menjadi transparan lagi pada yang disebut jangka frekuensi infrared dan jendela optikal.
Band ELF, SLF, ULF, dan VLF bertumpuk dengan spektrum AF, sekitar 20–20,000 Hz. Namun, suara disalurkan oleh kompresi atmosferik dan pengembangan, dan bukan oleh energi elektromagnetik.
Penghubung listrik didesain untuk bekerja pada frekuensi radio yang dikenal sebagai Penghubung RF. RF juga merupakan nama dari penghubung audio/video standar, yang juga disebut BNC (Bayonet Neill-Concelman).
http://volkshymne.blogspot.com/2010/02/memahamai-sinyal-rf-radio-frequency.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Frekuensi_radio
Barriq Faiz Aulia I.U.
115514057/Elkom 1 2011
0 comments:
Post a Comment