SISTEM TELEKOMUNIKASI PEDESAAN

Sunday, March 24, 2013


Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggungjawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan ( Gemeinschaft atau paguyuban )
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan ( part time ) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat dan sebagainya.
Karena sebagian besar masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Seperti pada waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air dan sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama. Bentuk kerjasama dalam masyarakat itu disebut dengan istilah gotong royong dan tolong menolong.
Sedangkan komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi itu sendiri adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara pengirim dan penerima untuk mengubah tingkah laku. Pengirim pesan dapat berupa seorang individu, kelompok, atau organisasi. Begitu juga dengan penerima pesan. Proses komunikasi berlangsung melalui tahap-tahap tertentu secara terus menerus, berubah-ubah, dan tak henti-hentinya. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara pengirim dan penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Dan perubahan tingkah laku yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri individu mungkin dalam aspek kognitif, afektif, atau psikomotor.
Bentuk komunikasi di pedesaan lebih cenderung kepada komunikasi antar personal. Yaitu proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang yang terlibat dalam komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut. Contoh: ketika di suatu desa akan diadakan kerjabakti atau gotong royong maka informasi itu akan cepat tersebar luas melalui satu orang kepada orang yang lainnya sehingga masyarakat akan turut dalam acara gotong royong tersebut.
Masyarakat Indonesia menurut para ahli lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Masyarakat yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikiran. Tapi, sebenranya di dalam masyarakat desa ada bermacam-macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan social.
Beberapa gejala social yang terjadi di pedesaan, yaitu:
a. Konflik ( pertengkaran )
Penilaian orang kota terhadap masyarakat desa yang tenang dan damai tidak selamanya benar karena di desa juga penuh dengan ketegangan dan masalah. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan tetangga-tetangganya secara terus menerus menyebabkan kesempatan untuk bertengkar lebih banyak sehingga kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan tersebut amat banyak dan juga sering terjadi. Apalgi bagi orang-orang yang tidak bisa menghormati orang yang lainnya.
b. Kontroversi ( pertentangan )
Pertentang bisa terjadi akibat adanya perubahan konsep-konsep dari kebudayaan ( adapt istiadat ) psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna ( black magic ) dan hal ini biasanya ditinjau dari sudut kebiasaan masyarakat.
c. Kompetisi ( persaingan )
Selaku manusia biasa, orang desa pun sesuai kodratnya mempunyai sifat-sifat sebagai manusia yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Wujud persaingan bisa positif dan juga negatif.
Desa adalah sebuah karakteristik yang mempunyai ciri khas sendiri, menurut Paul H. Landis ciri-ciri desa adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c. Cara berusaha ( ekonomi ) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam, seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Ciri khas dalam hubungan komunikasi masyarakat pedesaan lebih banyak menggunakan komunikasi antarpribadi karena masyarakat pedesaan belum begitu percaya terhadap media massa. Artinya, masyarakat lebih percaya terhadap informasi yang di sampaikan oleh seseorang yang patut di percaya.
Dengan proses komunikasi antarpersonal yang terjadi di pedesaan yang biasa di sebut dengan istilah “gethok tular” artinya pesan komunikasi tersebut disampaikan secara lisan melalui satu orang kepada orang yang lainnya. Tidak hanya itu saja ketika berbicara mengenai hal yang baru yang belum diketahui oleh masyarakat desa, misalnya program KB pemasaran pelaksanaan program KB tersebut lebih efektif lewat lisan seperti yang pernah dilakukan oleh sebuah unit mobil di desa. Namun, sejalan dengan tingkat perkembangan tingkat pengetahuan dan pendidikan penduduk yang sudah mulai maju, komunikasi seperti itu lambat laun akan ditinggalkan.
Dengan demikian, proses komunikasi melalui lisan atau antar persona akan cepat berubah apabila pembaharuan cepat diterima oleh masyarakat desa tetapi bukan berarti masyarakat desa tidak berhak dalam mengkonsumsi teknologi dalam semakin majunya perkembangn zaman seperti sekarang ini.
Pada masyarakat pedesaan dimana sebagian besar mereka adalah masyarakat tradisional terdapat berbagai media sosial sebagai sarana efektif saling berinteraksi. Media ini telah sejak lama tumbuh dan berkembang bersama masyarakat dan menjadi media sosialisasi nilai-nilai antar warga masyarakat, bahkan dari generasi ke generasi. Media ini dikenal sebagai media rakyat.
Media sosial adalah wahana komunikasi atau pertukaran informasi yang telah terpola dalam kehidupan sosial suatu komunitas masyarakat. Media sosial menuntut keterlibatan secara fisik individu dalam proses komunikasi (Sigman;124). Media sosial menggunakan komunikasi tatap muka dalam bentuk komunikasi antar personal maupun komunikasi kelompok. Disini proses keterlibatan anggota menjadi sangat penting. Media rakyat ini digambarkan sebagai media yang murah, mudah, bersifat sederajat, dialogis, sesuai dan sah dari segi budaya, bersifat setempat, lentur menghibur dan sekaligus memasyarakat juga sangat dipercayaoleh kalangan masyarakat pedesaan yang kebetulan menjadi kelompok sasaran utama (Oepen;hal 88).
Media rakyat sering muncul dalam bentuk kesenian daerah atau kebudayaan tradisonal daerah. Kesenian atau budaya daerah digunakan sebagai wahana untuk memperkenalkan dan memberikan pesan-pesan pembangunan kepada masyarakat pedesaan. Karena warga masyarakat pedesaan masih menyukai dan membutuhkan budaya atau kesenian tradisional sebagai sebuah bentuk hiburan maka media ini juga menjadi sarana yang sangat tepat sebagai media tranformasi nilai-nilai, termasuk pesan-pesan pembangunan dari pemerintah. Pesan-pesan pembangunan disisipkan secara implisit dan kreatif sehingga terasa menyatu dengan media rakyat (Yuni Setyaningsih ;2000).
Ada banyak macam media rakyat yang selama ini tumbuh, berkembang di masyarakat, namun banyak pula yang hilang karena ditinggalkan penggemarnya dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Pemilihan media rakyat yang mana yang bisa digunakan untuk menyebar luaskan ide-ide pembangunan adalah sangat penting untuk mendukung efektifitas pesan. Pilihan hendaknya dijatuhkan pada media rakyat yang paling disukai oleh sebagian besar masayarakat setempat (Colleta dan Kayam ; hal 235).
Media rakyat dalam bentuk seni rakyat (folk culture) diyakini dapat lebih mudah digunakan sebagai sarana menyebar luaskan informasi pembangunan karena media tersebut telah ada dan dekat dalam kehidupan masyarakat setempat. Dengan media rakyat, masyarakat akan ikut serta merasa memiliki atau terlibat dalam pembuatannya, sehingga memungkinkan tersampaikannya pesan-pesan pembangunan secara lebih efektif. Induksi nilai-nilai yang sifatnya evolutif dan menyatu dengan masyarakat dapat membuat masyarakat merasa tidak dipaksa untuk mengadopsi nilai-nilai baru.
Upaya penyebaran informasi pembangunan yang disampaikan melalui media melalui media yang ada bagi setiap masyarakat bangsa berbeda-beda disebabkan oleh struktur dan sistem masyarakat yang berbeda pula. Bagi masyarakat bangsa yang sudah linier dalam arti pengertian berbagai masalah sudah diketahui dan dimiliki oleh bagian terbesar anggota masyarakat, komunikasi melalui media massa modern akan lebih menguntungkan, namun bagi masyarakat yang mempunyai struktur dan sistem sosial yang majemuk, penyebaran informasi melalui media massa masih memerlukan upaya dengan media tradisional yang ada dalam masyarakatnya (Rogers 1971 : 165).
Terdapat tiga media yang sangat berpotensi dalam penyebaran informasi di pedesaan, yaitu : pertama Koran masuk desa adalah media massa atau Koran kota yang dikelola untuk masyarakat desa. Kedua media rakyat adalah media profil pedesaan yaitu dari, oleh, dan untuk rakyat pedesaan tetapi belum ada di Indonesia. Dan yang ketiga adalah media tradisional.
Robert de Laurent mengatakan bahwa media rakyat sama dengan suratkabar pedesaan. Sedangkan Berrigan mendefenisikan media rakyat atau media masyarakat adalah sebagai berikut :
· Media masyarakat adalah media yang bertumpu pada landasan yang lebih luas dari kebutuhan semua khalayaknya
· Media masyarakat adalah adaptasi media untuk digunakan oleh masyarakat yang bersangkutan, apapun tujuan yang ditetapkan oleh masyarakat
· Media masyarakat adalah media yang memberi kesempatan kepada warga masyarakat untuk memperoleh informasi pendidikan bila mereka menginginkan kesempatan itu
· Media ini adalah media yang menampung partisipasi masyarakat sebagai perencanaan, produksi dan pelaksanaan
· Media masyarakat adalah sasaran bagi masyarakat untuk mengemukakan sesuatu tetapi bukan untuk menyatakan sesuatu kepada masyarakat
Sedangkan beberapa fungsi media masyarakat menurut Cepen adalah (1) memberi saluran alternative sebagai sasaran bagi rakyat untuk mengemukakan kebutuhan dan kepentingan rakyat. (2) Berguna menyeimbangkan pemihakan kepada perkotaan yang tercermin dari isi media. (3) Membantu menjembatani kesenjangan antara pinggiran dengan perkotaan. (4) Mencegah membesarnya rasa kecewa, rasa puas diri dan keterasingan dikalangan penduduk daerah pedesaan. (5) Memberikan fasilitas berkembangnya keswadayaan, kemampuan mendorong diri sendiri dan kemampuan mengambil keputusan sendiri. (6) Dan berguna bagi umpan balik system pemantauan dan pengawasan suatu proyek tertentu.
Peran komunikasi dalam hal ini adalah merupakan saluran sosialisasi kebudayaan, yang mencerminkan bahwa komunikasi antar sesama adalah merupakan suatu yang harus dijaga dalam komunikasi di pedesaan, komunikasi tidak sekedar sebuah fenomena pertukaran informasi pengirim dan penerima pesan, lebih dari itu komunikasi merupakan upaya mencapai saling pengertian dan dari komunikasi inilah suatu kebudayaan diturunkan ke generasi selanjutnya. Kemudian komunikasi menyebarluaskan ide-ide baru sehingga menjadi nilai-nilai baru. Nilai-nilai baru ini biasanya muncul dari kreatifitas individu-individu atau consensus dari kelompok-kelompok manusia. Komunikasi mnyediakan kesempatan dan rentang waktu bagi masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai baru tersebut.
Corak kehidupan social di desa dapat dikatakan masih homogen. Pola-pola interkasi social pada suatu masyarakat ditentukan oleh struktur social masyarakat yang bersangkutan. Dalam interaksi social selalu diusahakan agar supaya kesatuan social (social unity) tidak terganggu, konflik atau pertentangan social sedapat mungkin dihindarkanjangan sampai terjadi. Bahkan kalau terjadi konflik diusahakan supaya konflik tersebut tidak terbuka di hadapan umum. Bila terjadi pertentangan diusahakan untuk dirukunkan karena memang prinsip kerukunan inilah yang menjiwai hubungan social pada masyarakat pedesaan karena masyarakat ini sangat mendambakan tercapainya keserasian dalam kehidupan masyarakat.
Tetapi pada hakekatnya masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunikasi yang terpisah satu sama lain. Tetapi dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kotatergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan. Dan desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota.
Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hamper sama (homogen) di suatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dominant dari sector pertanian (agraris). Sifat hakekat masyarakat pedesaan banyak kegotong royongan dan tolong menolong dan kehidupan desa juga tidak selamanya tenang dan damai tetapi juga terdapat ketegangan tertentu.
Sedangkan system komunikasi yang digunakan oleh masyarakat desa cenderung berbentuk system komunikasi antar persona yaitu pesan disampaikan melalui satu orang kepada orang yang lainnya sehingga suatu berita di samapikan secara lisan dan akan mendapatkan feedback secara langsung sehingga masyarakat desa terlihat lebih kompak dan harmonis.
perkembangan tekonologi komunikasi dan informasi dewasa ini telah berkembang dengan sangat cepat. Tentu saja ini memberikan efek atau pengaruh yang ditimbulkan baik positif atau negatif. Mayoritas masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan memerlukan upaya-upaya dan program-program untuk meningkatkan kualitas pembangunan agar tidak semakin tertinggal dengan masyarakat perkotaan. Untuk mengejar ketertinggalan dan melaksanakan pembangunan termasuk masalah otonomi daerah yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak bisa bergantung pada satu program dari pusat (top-down) dan juga satu media, apalagi media massa yang rendah daya terimanya di masyarakat pedesaan. Tapi, diperlukan keterlibatan nyata berupa partisipasi masyarakat dalam menunjang program pemerintah tersebut. Dan salah satu media yang dapat dijadikan sarana untuk melibatkan masyarakat adalah menggunakan media rakyat, yang terbukti efektif dan tidak pernah berubah dalam kehidupan masyarakat tradisional. Dengan ini diharapkan semua pihak baik pemerintah dan masyarakat bisa menggunakan media rakyat dengan tepat dan efektif.

By : M WAHID SULAIMAN115514247


http://relagusmita.blogspot.com/2008/05/sistem-komunikasi-pedesaan.html

0 comments:

Post a Comment